Label

Selasa, 12 April 2011

Beluk

Kesenian beluk  banyak terdapat di daerah pegunungan Kabupaten Bandung dan daerah kabupaten lainnya yang artinya sora dieluk-eluk. Seorang pemain beluk harus kuat dalam memainkan suara keras panjang. Beluk dapat juga disebut macapat/ membaca cepat-cepat/ maca bari ngajepat (membaca sambil terlentang). Nenek moyang kita menyimbolkan badan manusia terdiri 4 zat air, api, angin, tanah yang kesemuanya pemberian Tuhan yang harus dipelihara.
Macapat biasanya dipergunakan dalam acara 40 hari bayi lahir dengan mengadakan syukuran kepada Tuhan YME dan diselenggarakan malam hari. Beluk diambil dari pupuh yang 17 diantaranya: kinanti, sinom, asmarandana, dangdanggula ksad, ceritanya bersumber pada naskah wawacan yaitu : wawacan ogin,wawacan ahmad muhamad, ali muhtar, angling darama, arjuna sastrabahu, damar wulan, danu maya, dewa ruci, ekalaya, gandamanah, rangga pulung, panji wulung, sangkuriang, sulanjana, surya ningrat, udayana walang sangsang, dll.
Di Kabupaten Bandung yaitu daerah Cileutik, seorang Banjaran seorang tokoh seni yaitu Mama Sukma yang melestarikan buhun di antaranya kesenian beluk, kesenian angklung, calung, reog, gondang, ketuk tilu, karena Mama Sukma sudah meninggal dunia sekarang sudah tidak ada lagi generasi penerus nya.
Pertunjukan beluk dilakukan oleh 4 orang atau lebih, satu orang bertugas sebagai pembaca kalimat-kalimat dari wawacan, kemudian juru ilo yang menyanyikan dari bacaan tersebut dengan lagu pupuh 17 (KSAD) satu persatu. Kostum biasanya memakai baju kampret atau takwa, sarung/ celana panjang, kopeah/ iket, karena naskah wawacan panjang biasanya membawa buku/ naskah wawacan. Yang menarik dari pertunjukan beluk adalah di mana para juru ilo menyajikan dengan suara yang keras dan panjang, sehingga menambah suasana yang khas pedesaan yang penuh dengan keakraban dan harmoni dengan lingkungan alam nya. Beluk adalah salah  satu jenis kesenian rakyat yang tumbuh di Kabupaten Bandung yang sampai saat ini masih ada beberapa gelintir orang yang peduli terhadap keberadaan kesenian beluk.


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar